Rabu, 09 Maret 2016

Seks adalah Piknik yang Menyenangkan!

Seks, selalu menarik untuk dibicarakan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seks selalu mengundang penasaran, terlebih bagi siapapun yang belum pernah merasakannya. Menjadi sangat wajar, kenapa manusia sangat tertarik dengan seks karena manusia secara biologis difitrahkan oleh Tuhan untuk memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dan memiliki hasrat, libido, nafsu.

Bahasan tentang seks tak kan pernah lekang di makan zaman, generasi demi generasi hingga akhir zaman, karena ia adalah bagian yang melengkapi kehidupan manusia. Bagi sebagian orang seks adalah sesuatu yang tabu untuk dibicarakan, namun cukup dikerjakan, sesuatu yang privat dan cukup layak dibagi pada pasangan semata. Bagi sebagian orang lagi, seks layak dibicarakan baik bersama pasangan, di diskusikan bersama sahabat, teman ataupun layak untuk dibahas, dipelajari secara umum dan dieksplorasi bahkan diekspresikan.

Adalah budaya dan kebiasaan di setiap tempat yang berbeda-beda yang mempunyai andil cukup besar tentang bagaimana setiap orang atau sekelompok orang memandang dan menyikapi segala sesuatu tentang seks. Agama serta norma-norma sosial juga memberi andil bagaimana manusia harus menyikapi segala sesuatu tentang seks.

Sebagai contoh, budaya masyarakat tertentu memiliki cara-cara khusus menyikapi seks. Di daerah X, Seks dengan tanpa ikatan pernikahan sudah menjadi hal yang biasa untuk lakukan. Di daerah Y, hubungan seks sesama jenis pun bisa terjadi dan bukanlah sesuatu yang aib jika melalui sebuah ikatan yang dilakukan secara legal (diakui oleh daerah, negara tempat ia tinggal). Ataupun hal tersebut dianggap biasa pula jika dilakukan secara ilegal. Sedangkan di daerah Z, seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan dengan jenis kelamin yang berbeda atas dasar suatu ikatan pernikahan. Namun banyak orang juga yang memandang dan menyikapi   kehidupan seks dengan cara yang sama, karena didasarkan atas ajaran Agama yang dianutnya.

Seks bisa diartikan sebagai sekedar aktifitas penyalur hasrat dan nafsu. Seks bisa diartikan sebagai sebuah aktifitas untuk menyenangkan diri dan pasangan. Bisa pula seks dianggap sebagai sebuah aktifitas wajib untuk meneruskan generasi. Seks bisa diartikan pula sebagai sebuah aktifitas rutin kehidupan, layaknya makan, minum, mandi ataupun BAB yang harus dilakukan dan dipenuhi..., Dan ada juga yang menganggap aktifitas seks itu layaknya minum obat... Sehari 3x (tiga kali) biar cepat sembuh.hehehe.

Seks bisa pula diartikan sebagai sebuah keluhuran, suatu hal yang sakral, dan hadiah dari sebuah usaha dan perjuangan menemukan pasangan dengan cara-cara yang baik, benar dan semestinya.

Dan jika kamu ingin bisa menafsirkan dan merasakan bagaimana bisa merangkum semua hal yang saya tulis diatas tanpa beban mental, penuh rasa ikhlas, penuh sensasi menyenangkan, bagai mendapat hadiah yang kemudian bisa dijadikan rutinitas seperti minum obat...ya menikahlah..!!, yuhuuuuy.. ..hehe. Tapi ingat ya..harus ketika di saat udah cukup umur. Kapan itu cukup umur?? Ya tanyakan pada ibu dan bapakmu!

Bersambung... Bentar mau beol dulu.. Ga nahan :P

Minggu, 06 Maret 2016

Ayah Berhenti Berjudi Karena Kepolosan Sang Anak

Ini cerita yang saya tulis karena terinspirasi dari sebuah kisah nyata.  Tentunya yang bersangkutan sebagai sumber inspirasi penulis ini,   tak perlu saya sebutkan siapa nama dan di mana tempat tinggalnya. Namun dari cerita ini saya bisa mengambil manfaat dan hikmah, mungkin juga bisa bermanfaat bagi anda yang membaca kisah ini.

Seorang ayah ini berprofesi sebagai seorang wirausaha kuliner. Usahanya sudah dijalankan selama lebih dari delapan tahun. Meskipun warungnya masih berstatus warung kaki lima, tapi untuk masalah omzet dan penghasilannya lebih dari cukup. Anda bisa memperkirakan sendiri berapa keuntungan setiap bulan dari sebuah Warung kaki lima, yang menjual beraneka menu makanan pilihan, memiliki empat karyawan pembantu, dengan rata-rata pembelinya bisa mencapai 50 sampai 100 orang tiap hari. Tentunya bisa dibayangkan berapa penghasilan warung tersebut, pastinya lebih dari cukup.

Ia memiliki satu istri dan satu anak laki-laki berusia 6 tahun yang masih bersekolah TK. Ia juga seorang ayah yang sayang pada keluarganya. Berusaha bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membantu kebutuhan kedua orang tua, keluarga besarnya bahkan mertuanya. Ia sudah memiliki rumah sendiri yang layak huni, lengkap dengan perabotan rumah yang memadai, memiliki kendaraan baik itu mobil atau sepeda motor dengan merk dan seri yang masih sangat kekinian. Ia punya tiga sepeda motor, satu untuknya, satu untuk istrinya dan satu untuk keperluan wara-wiri karyawannya untuk keperluan berdagang. Mobilnya dua. Satu mobil pribadi dan satu mobil bak / pick up untuk keperluan dagang warungnya.

Jika dipandang secara kasat mata. Si Ayah beserta keluarga ini terbilang cukup mapan. Banyak tetangga yang mengapresiasi keberhasilan dan kerja kerasnya merintis usaha. Reputasinya juga cukup baik di kampungnya, suka membantu tetangga yang membutuhkan, cukup disegani tetangga karena perangainya yang baik dan ia terbilang cukup supel dalam bergaul.

Warungnya berada di pusat kota, yang berada cukup jauh namun bisa ditempuh kurang dari satu jam dari rumah di mana ia tinggal. Sehari-hari ia memulai mempersiapkan pekerjaannya sejak pagi, dari mulai belanja bahan-bahan untuk memasak & berdagang. Selesai itu semua, selepas pagi, pada siang hari nya ia mulai memasang tenda warung menata peralatan masak, mempersiapkan dagangan  bersama  empat karyawannya. Setelah selesai pun warungnya harus dibongkar, kemudian ia rapikan kembali bersama peralatan dagang dan masaknya untuk ia angkut dengan mobil bak nya menuju rumah kontrakan kecil yang ia sewa untuk menampung peralatan dagangnya dan juga sebagai tempat tinggal para karyawannya. 

Warungnya berada di pinggir jalan kota, dan berada di tengah pusat keramaian. Karena ada sebuah pabrik textil besar, dan kompleks pertokoan. Tempatnya yang cukup bising karena di tengah keramaian lalu lintas kendaraan tak menyurutkan para pembeli dan pelanggannya untuk berantri mencicipi menu makanan yang ditawarkannya. Aneka menunya seputar tentang daging yang di bakar dan digoreng beserta sambal dan sayur untuk lalap dan pendampingnya. Ada ayam bakar, ayam goreng, ikan bakar lengkap ikan air tawar juga ada aneka ikan dan udang ala "sea food", Tapi selain itu juga ada menu yang lainnya untuk dijadikan pilihan bagi para pelanggannya.

Kesehariannya aktivitas ia bersama para karyawannya seperti itu terus, namun warungnya juga ada libur satu sampai dua hari tiap bulannya, biasanya setiap hari-hari terakhir di penghujung bulannya.

Namun di balik semua kegigihan dan kerja keras yang ia kerjakan, ia memiliki kebiasaan buruk di 2 tahun terakhir usia usahanya ( warungnya). Ia menjadi sangat senang bahkan kecanduan berjudi. Sebagai seorang ayah yang masih cukup muda dan gaul, ia pun masih sangat aktif mengekspresikan hobbynya untuk terus menonton dan mengikuti perkembangan dunia sepak bola terkini. Ia sangat mengerti tentang dunia bola, bahkan sampai gosip-gosip kehidupan para pemain sepakbolanya.

Berawal dari kesukaannya menonton bola tersebut, ia ja gemar sekali taruhan / judi. Mulai dari tebak score, tebak club mana yang menjuarai liga, juara liga champion, juara liga italia, liga spanyol, liga inggris, liga jerman, tebak top score dsb nya. Dia mengikuti judi online / internet, ataupun judi langsung dengan teman-teman lainnya yang gemar judi pula. Awal mula yang membuat ia ketagihan adalah ketika awal-awal bermain judi, ia selalu menang taruhan, mulai dari taruhan dengan uang ribuan, puluhan ribu, ataupun ratusan ribu hingga jutaan hingga puluhan juta.

Namun yang namanya mengadu peruntungan lewat judi, memang tidak akan selalu menguntungkan. Bahkan seringkali membawa kemalangan. Awalnya ia berjudi diam-diam tanpa sepengetahuan istri, anak dan keluarganya. Hanya para karyawannya yang tahu, tetapi tidak ada yang berani cerita kepada keluarganya. Karena ia pun melarang para karyawannya untuk cerita pada keluarganya. Namun sepandai pandainya ia menyimpan aib akhirnya tercium juga oleh istri,  kemudian keluarganya. Hal tersebut tercium oleh istrinya ketika ia akan meminta uang untuk keperluan sang anak, tapi tidak pernah ada. Bahkan anaknya yang masih usia enam tahun pun jadi akhirnya tau juga. Karena sang anak hanya ingin sepeda kecil baru seperti teman-temannya, tapi tidak pernah dibelikan oleh kedua orang tuanya. Ibunya menjawab "sabar ya dik... Ayah belum punya uang, nanti kalo sudah ada uang pasti dibelikan''. Tapi bulan demi bulan hampir satu tahun keinginan si anak tidak juga terpenuhi, berdalih karena ayah belum punya uang.

Untuk membeli sepeda kecil yang notabene tidak terlalu mahal, tentu menjadi sulit karena keuangan keluarga jadi modal-madul tak karuan, karena hasil warung selalu habis dipakai untuk judi si Ayah. Bahkan hutang pun di mana-mana, hutang untuk menambah uang dagang tiap harinya. Bahkan si Ayah berhutang pun hanya untuk berjudi lagi.

Yang sangat istrinya sesali anak laki-lakinya yang masih enam tahun jadi mengerti apa itu judi, apa itu taruhan. Yang anaknya tahu bahwa nonton bola itu adalah bermain judi. Yang mengherankan adalah bagaimana si anak itu bisa tau, ternyata ia di sekolah bertanya pada ibu guru TK nya apa itu "judi". Ia tau kata "judi" ketika sang ibu dan ayahnya bertengkar, karena ibunya sering memarahi ayah agar berhenti berjudi. Terutama judi bola. Si anak ingat kata-kata ibunya saat mendengar ibunya memarahi ayahnya "Kalo nonton bola kok pasti sambil taruhan, main judi!, mbok nonton biasa aja ga usah pakai judi-judian!. Uang habis ga jelas ke mana, dedek minta sepeda aja kita ga bisa beliin. Karyawan juga sampai tiga bulan ini belum digaji, uang untuk dagang setiap harinya pun harus berhutang pada orang lain!. Astagfirullah yah.. Ayah!"

Istrinya sudah teramat jengkel dengan kebiasaan berjudi si ayah, bahkan saat terparahnya adalah apapun ia jadikan judi, mulai dari bola, nonton balapan, nonton adu ayam, dan sebagainya. Keuangan dan perekonomian keluarga jadi sulit, karyawan juga bilang mau keluar untuk mencari pekerjaan lain jika tak segera mendapat gaji. Warungpun juga tak seramai dulu.

Namun suatu ketika saat si Ayah pulang dari berjualan, pada malam hari nya ia mendapati Anak laki-laki satu-satunya tersebut menangis. Si ayah mengira kalo si anak sedang sakit, atau habis jatuh saat bermain, atau kenapa karena terus saja menangis. Bahkan tidak biasanya si anak hingga malam larut dini hari belum juga tidur dan terus saja menangis.

Ketika masuk ke kamar, ia dapati istri dan anaknya menangis. Istrinya menangis terisak lirih. Sedang anaknya menangis mendengung pelan.

Ketika tau ia datang kemudian anaknya memeluknya, sambil menangis mengatakan.."Ayah aku minta sepedaaaa...., biar bisa sepeda-sepeda-an ama temen-temen".
Ayah pun menjawab, "iya diiik...nanti ayah beliin.. Tapi nunggu ayah punya uang dulu yaa..".
Si anak pun menjawab, " Kok Ayah dari dulu ga punya uang terus sih.., ayah sih main judi terus..., uangnya kan jadi habis...".

Seketika itu pula air mata si Ayah ikut keluar, menetes dengan sendirinya tanpa mampu tertahan. Hatinya bagai teriris perih karena mendengar perkataan anaknya. Ia malu sekali pada anak dan istrinya, dan ia juga malu pada dirinya sendiri. Mulai saat itu hatinya tersentuh dan tergerak untuk mengakhiri kebiasaan buruknya berjudi. Ia bertekad untuk kembali menjadi ayah yang baik. Ayah yang mampu memimpin keluarga, menafkahi dan bisa menjadi tauladan yang baik istri dan anaknya.

Cerita tersebut mudah-mudahan bisa menjadi hikmah untuk kita semua, khususnya untuk saya sendiri. Anak adalah titipan Tuhan, ia tiada berdosa, kepolosannya adalah kejujuran. Perkataan dan pernyataan polosnya seringkali menyadarkan kita sebagai orang dewasa yang sedang bersalah. Ia adalah malaikat-malaikat kecil yang seringkali mengajarkan kebaikan dan membentengi kita dari perbuatan yang salah. Karena ia adalah Anugerah Tuhan, Anugerah Sang Kuasa, yang memiliki kebaikan, kejujuran, kemurnian cerminan kemuliaan Sang Penciptanya. Allah SWT.

Sugesti Diri adalah Investasi Paling Berharga!

Sugesti diri adalah investasi yang sangat berharga bagi kita. Men-sugesti diri ibarat kita menanamkan sebuah modal, pikiran, dan tenaga untuk sebuah bisnis. Tapi lebih dari itu, sugesti terhadap diri adalah pondasi yang kita bangun secara berulang-ulang untuk sebuah pencapaian.

Sugesti diri mampu menjaga perjalanan pencapaian kita. Ia mampu membuat kita tetap berada di dalam "track'' yang benar untuk pencapaian keinginanan.

Godaan terbesar bagi sebuah pencapaian adalah ketidak-fokus-an dan ketidak-konsisten-an. Ada banyak pilihan lain yang seolah menjanjikan dan menawarkan sesuatu hal yang lebih menggoda. Namun terkadang melupakan tujuan awal dan ketetapan hati kita akan sesuatu. Sesuatu yang sebenarnya paling kita inginkan.

Manusia seolah mampu melakukan segala hal, ingin mencapai semuanya, meraup sebanyak banyaknya. Ingin mengerjakan ini itu, meraih ini itu, ibarat sebuah perangkat teknologi dengan spesifikasi tinggi yang mampu melakukan "multitasking" tanpa kendala.

"Multitasking" berarti bisa mengerjakan banyak hal dalam tempo yang relatif sama. Tapi untuk masalah hasilnya seperti apa, sangat tergantung performa kita. Mengerjakan banyak hal dalam waktu yang relatif sama tentunya akan lebih sulit dan ribet. Dan untuk hasilnya tak akan bisa lebih bagus dari pada kita saat berfokus mengerjakan atau mencapai satu hal saja.

Sedangkan "Fokus" pada satu hal saja dalam pencapaian sesuatu, tentunya akan lebih mudah, lebih detail, lebih hemat, lebih cepat, dan lebih bisa maksimal hasilnya.

Tapi sehebat apapun produk teknologi yang paling canggih pun pasti ada  batasnya. Begitu juga manusia.., manusia juga terbatas. Kita akan dihadapkan pada kekuatan Tuhan. Dengan segala kuasa_Nya.. Dialah yang paling mampu dan berhak untuk membatasi kita.

Sugesti dan kemauan yang kuat yang kita tanamkan pada diri, akan menghasilkan curahan pikiran, tenaga, dan usaha yang kuat pula. Tapi sekuat dan sehebat apapun itu... Tetaplah harus berpasrah pada Tuhan pemilik kehidupan. Biar Dia yang mengizinkan atau tidak, mengabulkan atau tidak. Biar Dia yang membimbing, mengarahkan dan memberi tahu apa yang pantas untuk kita miliki dan tidak pantas untuk kita miliki.

--- Ayuth Badala --- 6 Maret 2016 ---

Kamis, 27 Agustus 2015

Balada Nyanyian Kentut


Assalamu'alaikum. Wr.Wb 

Mengapa harus kentut??. Memangnya tak ada bahasan lain yg lebih penting selain kentut?. Berikut Ini alasan saya : 
1. Justru kali ini saya ingin mencoba cara berpikir yang sebaliknya. Yaitu tentang banyak persepsi orang yang menganggap kentut itu sebagai peristiwa yang biasa-biasa saja dan cenderung dianggap sepele. Bagaimana kalau kita mencoba berpikir seperti ini, "Kalau yang dianggap sepele saja belum mampu kita pikirkan & kita pahami secara lebih dalam, lalu bagaimana kita mampu menemukan sesuatu yang dalam pada hal-hal yang besar & penting??". :) 
2. Saya memang sedang ingin membahas si kentut ini, karena menurut saya kentut itu peristiwa yg unik, menggelitik tapi jarang orang yg mau membicarakannya secara panjang dan lebar. Ya anggap saja ini semua omong kosong tak penting :) 

Ya kentut memang sering dianggap peristiwa yang sepele, seringkali dianggap hal yang menjijikkan, kotor, tabu, bahkan hina. Atau jika masih ada yang tak menganggapnya seburuk itu. Paling-paling ya sebatas menganggap kentut sebagai peristiwa yang hanya lewat sambil lalu, yang terjadi begitu saja, selesai, terus ya sudahlah. (Dan saya ini termasuk salah satunya hehe). 

Kentut itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Bahkan terus saja terjadi di tiap hari-hari kita. Dia (kentut) level penting-nya hampir sama dengan bernafas. Bisa jadi kentut setara dengan makan, minum, Buang Air Besar (BAB), dan Buang Air Kecil. Coba bayangkan saja kalau kita tak bisa bernafas lg? Yap!. Kalian semua pasti tahu apa yg akan terjadi. Bagaimana bila kita tak makan, tak minum?. Ya tentu kita juga tahu jawabannya akan terjadi apa. Lalu bagaimana kalau kita bisa bernafas, bisa makan, bisa minum, tapi tak bisa kentut, kencing atau BAB?..hmmmm..kebayang deh susahnya jika manusia mengalami hal seperti itu.., semoga kita semua selalu sehat wal afiat yaa. Aamiin :) 

Dari kentut saja kita bisa membahas ke banyak ranah. Misalnya dari sisi kebudayaan manusia yang bisa diciutkan lagi dalam hal tata krama, adab sopan santun. Di masyarakat jawa atau mungkin juga di daerah lain di indonesia (saya ga berani men-generalisir karena tak pernah melakukan survei secara benar.hehe), masih cukup banyak yang menganggap kentut itu harus dikeluarkan di waktu yg tepat dan di tempat yg tepat. 

Oleh karena itu ada contoh kasus hanya karena sedang rapat (meeting) penting dengan atasan atau kolega, padahal sudah kerasa banget ingin kentut, tapi akhirnya ditahan juga. Karena takut berbunyi, berbau, yang memungkinkan bisa mengganggu jalannya rapat. Bahkan dikhawatirkan bila memang harus benar-benar di kentut-kan bisa jadi merusak jalannya rapat. Bisa saja dalam keadaan yang tadinya serius, tiba-tiba seluruh peserta rapat bisa tertawa berjamaah secara mendadak, atau bahkan mereka semua keluar dari ruangan karena tak tahan baunya. Huhuhu :D 

Kentut juga dianggap sangat tidak sopan jika dikentutkan di depan orang yang tidak akrab, tamu penting, orang yang sangat dihormati, atau orang yang lebih tua. Bahkan kentut bisa jadi benar-benar tak boleh keluar di saat kita sedang berhadapan dengan orang tua si pacar, calon mertua, ataupun terhadap mertua.. :D. 

Ya kentut itu memang kasihan, dia seringkali tak dianggap, disembunyikan, bahkan dihinakan :(. Andai kentut itu adalah makhluk hidup yang punya perasaan, sungguh tersiksanya menjadi dia. Padahal dia sangat memberikan manfaat, khususnya untuk kesehatan. Dan di saat dia (si kentut) sudah terlanjur keluar, masih saja seringkali tak dianggap, tak diakui. Ada percakapan seperti ini, "Eh, siapa yg kentut? Kamu ya?". Yang lain menjawab, "Bukan ah, bukan aku". Jawab lagi, "Kamu kali". Yang satunya menjawab lagi, "Bukan yaa, bukan aku..sumpah deh!". Padahal yang bertanya paling awal dalam percakapan itu justru bisa jadi orang yang sedang kentut. Ia malu karena sudah tak tahan lagi menahan kentutnya, dan terpaksa kentut harus keluar mendadak dengan bunyi yang lucu dan dengan bau yg aneh. hehe. Itu contoh percakapan yang bisa saja terjadi di saat kita sedang bergaul, bercengkrama dengan sahabat, teman-teman dekat, saudara atau keluarga kita. 

Nah biasanya hanya dengan orang-orang tersebut, kentut bisa benar-benar keluar melenggang dengan nyaman, dan masih diakui statusnya milik siapa dan otomatis diakui pula kehadirannya. Oleh karena itu di saat kita sedang sendiri, ada baiknya kentut boleh kita anggap sebagai pahlawan (seraya mengucap "alhamdulillah"), sebagai bentuk syukur kita karena kentut baru saja menyelamatkan perut kita dari kembung dan mual-mual karena ulah si angin yang cuma muter-muter di dalam lambung dan ogah-ogahan keluar. 

Dari kentut pula bisa saja orang mengklasifikasi hal-hal lainnya lagi. Misalnya kentutnya perempuan dan kentutnya laki-laki. Perempuan cenderung sangat malu dan hati-hati sekali jika soal kentut. Bahkan yang terparahnya kentut yang harus dikentutkan (dikeluarkan) di waktu & tempat yang tidak tepat, bagi sebagian perempuan hal tersebut bisa saja sangat menjatuhkan harga dirinya di saat peristiwa kentut itu terjadi. Karena sejak dari turun temurun, perempuan yang lebih halus perasaannya, lembut perangainya diajarkan oleh pendahulu-pendahulu kita untuk benar-benar bisa menjaga diri dengan perilaku-perilaku yang harus terlihat lebih lembut, lebih sopan, lebih baik daripada laki-laki. Walaupun keduanya (baik perempuan atau laki-laki) sama-sama diajarkan budi pekerti dan sopan santun, tapi kita semua tentu paham tentang bagaimana dan di mana perbedaan perllaku yang harus ditampilkan oleh seorang perempuan dan laki-laki, tanpa harus saya bahas panjang lebar di sini. Karena sekali lagi saya sedang sangat tertarik sekali untuk membahas tentang "kentut" bukan yang lainnya. :D. 

Ya misalnya sebagai contoh saja. Dulu sewaktu kita kecil kenapa anak laki-laki yang kencing di sembarang tempat seolah-olah lebih dimaklumi daripada anak perempuan yang kencing di sembarang tempat. Nah hal tersebut berlaku juga untuk kentut. Meskipun sekali lagi hal tersebut tidak mutlak berlaku untuk semua daerah, ataupun di semua suku di Indonesia. Iyaa, mungkin persepsi seperti itu hanya terjadi di lingkungan saya saja. 

Tapi setidaknya itulah bukti ajaran budi pekerti, sopan santun, berpadu dengan ajaran agama yang menunjukkan bahwa perempuan itu harus dimuliakan, dijaga, lebih tertata karena pada hakekatnya perempuan itu diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang indah dan lembut. Seolah perempuan itu seperti emas atau berlian yang harus benar-benar terjaga dan dijaga, dan akan bersinar dengan indah hanya di saat-saat yang tepat. :) 

Oke, kita kembali lagi ke kentut aja ya..hehe. Masih tentang kentut, setidaknya ada bidang ilmu yang saya sangat meyakini bahwa kentut itu sangat penting. Ya bidang ilmu itu yaitu kesehatan dan kedokteran, karena susah kentut bisa mengganggu kesehatan (o iya kalo ada bidang ilmu lain yang mau ikutan menganggap kalo kentut itu penting, tolong kasih tau saya ya.hehe). Saya saja orang yang tidak menekuni disiplin ilmu kesehatan dan kedokteran saja mengakui itu. Ya sederhana saja, karena saya tahu saat saya susah kentut, pasti perut saya sakit dan saya tak suka itu. :D. So, kentut itu penting!.hehe 

Ada lelucon juga yang mengklasifikasi sifat seseorang dari kentutnya. Misalnya dari suaranya yang "tiiiit", oh bisa jadi orang tersebut pemalu, karena sudah berusaha menahan sekuat tenaga agar tak keluar di depan orang lain, tapi ternyata keluar juga. Ada yang suaranya "tuuuuut","toooot", dsb-nya. Hehe silakan teman-teman bayangkan sendiri sambil senyum atau ketawa.haha 

Dari kentut kita juga bisa mengambil pesan dan petuah penting. Karena kentut itu tidak sombong, dia memberi manfaat tapi dia tidak suka bilang-bilang. Bahkan keberadaannya saja tak kelihatan, baru tercium baunya saja malah dia di sia-siakan.. Oh.. So sad.. :'(. Kalau begitu, berarti kentut itu juga mengajarkan tentang "ikhlas", memberi manfaat tanpa pamrih, tak diakui juga tak protes, di sia-siakan diam saja. Tapi dia tetap saja eksis dan tak lelah untuk terus hadir. 

Coba manusia yang selalu bisa memberi manfaat diperlakukan seperti itu. Sakit hatikah? Terimakah? Ga protes kah? Mengeluhkah? Atau diam-diam dalam hati justru berkata seperti ini, "Tak apa, karena aku hanya mengharap ridhlo Allah". Hmmm.. mulia sekali, joss gandhos dan benar-benar salut bila kita semua bisa seperti itu ya!. Yuk belajar ikhlas. :) 

Ada pelajaran lagi dari si "kentut". Terkadang bahwa hal yang seolah-olah sia-sia bahkan hina di mata kita ternyata mampu memberi manfaat, bahkan bisa lebih bermanfaat daripada hal-hal yang terlihat indah oleh inderawi kita. So, sebuah manfaat itu bisa lahir dari mana saja brother!, dari siapa saja sister!, dari tempat mana saja. Don't jugdes the book just by the cover!!. Haha rupanya cocok juga kalimat tersebut untuk si kentut ya :D. 

Yah mudah-mudahan si kentut bisa memberikan inspirasi untuk kita semua dengan bidang keilmuan dan keahlian kita masing-masing. Misalnya : 
1. Untuk musisi, atau sound enginer. Bisakah suara kentut itu dimodifikasi menjadi sebuah irama yang indah dan menghibur?. :D 

2. Untuk dokter, coba bantu kita semua agar menemukan solusi dan formula tercanggih yang bisa benar-benar membuat kita terbebas dari masalah kentut yang tersendat dan susah. Sehingga seluruh penduduk indonesia bisa kentut dengan lancar, dan terbebas dari sakit perut. Sehingga semua bisa bebas kentut sembarangan.*Uuups!*Haha. :D 

3. Untuk pelukis, coba berimajinasi untuk melukis kentut. Sosok kentut bila dituangkan ke dalam lukisan itu akan berbentuk seperti apa ya?trus warnanya apa coba? 

4. Untuk para ahli hukum, seandainya sewaktu-waktu nanti kentut sembarangan itu dilarang, atau mengentuti orang dengan sengaja itu dianggap sebagai sebuah pelecehan. Lalu mempermasalahkannya ke jalur hukum. Lalu sudah disiapkan belum payung hukumnya? Undang-undang dan peraturannya?. Lalu harus didasarkan atas apa tuntutan hukumnya?. Baunya? Suaranya? Gaya kentutnya? Nada suara kentutnya? Atau apanya?. Trus kalau nada suara kentut yang mengejek & melecehkan itu yang seperti apa?. *Haha kalau ini sudah ekstrem ya!, cuma omong kosong aja kok.hehe* 

5. Untuk para teknokrat, ahli teknologi, bisa saja semakin pinter manusia akan menciptakan alat peredam suara kentut, dan pengendali bau kentut agar tak mengganggu orang lain. Atau bisa saja dibikin bank kentut, untuk menampung kentut seluruh manusia, siapa tau gas kentut bisa digunakan untuk bahan bakar atau apalah. Karena tak ada yg tak mungkin. :) 

6. Untuk para ilmuan atau ahli kimia, adakah zat yang terkandung dalam kentut yang bisa ditemukan manfaatnya untuk keperluan manusia??. :) 

7. Dan untuk para pemimpin, atau kita semua (khususnya saya juga) coba deh ga ada salahnya belajar dari kentut yang selalu bisa memberi manfaat, tapi tak menjual namanya, tak membangun citra. Dia ikhlas bahkan sekalipun harus dihinakan dan di sia-siakan. Kalo memang bisa memberi manfaat yang baik buat orang lain, buat banyak orang, ga perlu kok kita harus koar-koar, pamer atau pencritaan ke mana-mana. Orang lain pasti sudah bisa menilai diri kita dengan bijak. 

Dan tak menutup kemungkinan bisa saja menginspirasi banyak hal lain lagi. Manusia itu pinter kok, saya masih suka terheran-heran dengan orang-orang yang bisa membuat ini, membuat itu, menciptakan ini, itu. Karena memang manusia itu hebat, mampu terus bergerak dan mencari. Asal ga jadi sombong dan lupa diri aja yeee!. Kita tetap ga akan bisa lebih hebat dan lebih pinter dari Tuhan. Catat itu! :D 

Kentut dalam waktu-waktu tertentu bisa mencairkan suasana, bisa menimbulkan tawa suka ria. Kentut juga bisa dianggap merusak suasana bila muncul di saat yang tak tepat, bisa menimbulkan rasa jengkel, jijik, bahkan bisa menimbulkan "ilfeel" pada pemilik kentutnya. Tapi apapun itu kentut bisa dilihat dari dua sisi (2 dimensi). Baik atau buruk, menjijikkan atau tidak hanya tergantung dari kentutnya, tapi juga tergantung dari orang yang mencium dan mendengar kentut tersebut. Jadi orang-orang yang mencium atau mendengar kentut tersebut bisa disebut sebagai penderita, pemirsa atau justru sebagai penikmat itu tergantung juga bagaimana ia menyikapi kentut tersebut. 

Memang tak ada yang sia-sia dari apapun yang diciptakan oleh Allah SWT, tak ada yang sia-sia dari peristiwa apapun di kehidupan ini. Semoga kita bisa mengambil hikmah, pesan dari peristiwa apapun yang terjadi di kehidupan ini. 

Maaf bila banyak salah kata, saya hanya berceloteh, ini hanya sekedar catatan untuk mengisi waktu saya. Saya juga bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Yang jelas saya hanya sedang ingin bercerita tentang "Kentut" :D 

Wassalamualaikum. Wr.Wb.. 

(Ayuth Wahyu Sapto Prasojo, 20 Februari 2014) 

Topeng Piala Citra


Bisakah hidup dengan tanpa memakai topeng sama sekali?. 
Orang tersohor memakai topeng, orang awam jg memakai topeng, orang muda memakai topeng, tua juga memakai topeng. Laki-laki memakai topeng, perempuan memakai topeng. Pemimpin memakai topeng, pengikut memakai topeng. 
Di zaman kehidupan sekarang bisa jadi hanya ada dua jenis orang yg tidak memakai topeng. Yaitu anak kecil (bayi) dan orang gila. Karena yg lainnya sdh terlanjur memlilih "Topeng Citra" untuk dipakainya, demi sebuah motto "be my own brand, be your own brand"
Mari bertopeng, silakan pilih topengmu. Mari bersandiwara dan terus membuat citra. Topeng citra siapa yg menuju kerusakan, citra siapa yg berpahala, citra siapa yg penuh kemunafikan, citra siapa yg penuh dg pencitraan itu sendiri. Dunia ini memang berisi sekumpulan orang-orang yg terus mencitrakan diri. Siapa yg paling baik memainkan peran topengnya, piala citra sdh menunggunya. :)

Kau sangat indah..., karena bukan aku yang memilihmu..

Engkau yang sendiri, kau yang menjaga diri, sungguh kau bisa menjadi jauh lebih indah dari sekedar intan permata yang bernyawa. Kau yang menjaga diri, sungguh akan diselamatkan untuk menjadi mulia. 

Engkau yang menjaga diri dengan penuh kerendahan hati tunduk menghamba pada_Nya, tak akan pernah merasa sepi, karena "Sang Maha Agung" akan selalu menenangkanmu, menghangatkanmu, bahkan menghiburmu. 

Engkau yang menjaga diri dan mulai mengharap, memang tak perlu untuk selalu saling memandang, tak perlu untuk selalu saling menyentuh untuk mewujudkan rasamu, karena rasamu yang akan memandangimu dan terus menyentuhmu. Karena ia ada di dekatmu, teramat dekat denganmu, yaitu ada di hatimu. 

Jaga rasamu dan cukup hanya bermesralah dengannya, tetaplah engkau bermesra dengan perasaanmu yang mengharap, tetaplah kau bermesra dengan hatimu yang mendamba, tetaplah bersabar seperti itu hingga kau telah diizinkan oleh_Nya untuk menebarkan rasamu itu dengan menggebu kepada belahan jiwa yang telah dipilihkan_Nya untukmu.

Hatimu yang mencinta hamparkanlah melalui do'a. karena kau telah percaya untuk membiarkan "Sang Pemilik Kehidupan" yang memberi jawaban. Kemudian Dia pula yang menggerakkan perasaanmu untuk menuju muara yang kau idamkan.

"Sang Kuasa Waktu" telah menyiapkan hadiah terindah, sebuah anugerah yang tak akan mungkin terbeli dengan kekayaanmu di dunia. Kau hanya perlu bersabar.., ikhlas penuh harap... untuk menunggu keindahan dan kebahagiaan yang layak untuk dititipkan kepadamu, diberikan kepadamu.
Jika tiba waktunya engkau telah diizinkan_Nya, kau berhak untuk terus memandang lekat, terus bersentuh mesra, menikmati indah yang tiada tara.

Teteskan air mata syukur yang tak terhenti pada_Nya...,
Untaikan kata-kata puji indah kepada yang paling layak kau puja...
Yang paling layak kau puja..Tempat dari segala awal dan berakhirnya muara..,Yang tak terlihat namun yang bisa kau rasa dan kau percayai Dia ada...
Sujudkan perilaku tunduk sebagai bukti kau meyakini kebesaran_Nya..
Kemudian Dia dengan segala kuasa_Nya bermurah hati untuk segera memberi jawaban..
..................................................................................

Tersenyumlah kau di sana, bersabarlah.., dan tetaplah menjaga diri..karena aku pun begitu adanya..
Tetaplah menjaga diri..karena aku bisa melihat senyum indahmu dari sini..melihat dari mata hatiku..,
Melihatmu dalam bayangan yang tak tergambar.. tapi aku tau kau sangat indah bagiku..sangat indah hingga aku tak mampu menggambarkanmu dalam anganku..
Sadarilah... aku bukan yang suci.., tapi aku hanya ingin terus memperbaiki diri..
Maklumilah.. aku bukan yang paling benar, tapi aku hanya ingin merubah sesuatu yang pernah salah, yang pernah terjadi pada diriku..
Aku teramat yakin bahwa kau sangat indah..karena bukan aku yang memilihmu..
Tapi Allah yang memilihkan kau untukku..


Ayuth Wahyu Sapto Prasojo, 11 April 2013, 5:37 WIB

Bukan Malaikat, Bukan Bidadari

Hampir tiga jam aku mengamatinya...,Bahkan aku terus mengikuti mereka.Iya benar, kali ini aku benar-benar penasaran. Seorang Laki-laki  dan seorang perempuan yang mengendarai mobil mewah itu. Dengan motor butut-ku aku terus mengikuti ke mana ia pergi. Yang membuat aku penasaran karena mereka baru saja memborong hasil bumiku yang selesai aku panen yang baru saja aku rebahkan semua panenan itu di halaman rumahku yang tanpa atap. Ada padi, beras, kacang, ubi, dan jagung dan lain-lain, yang telah kupanen bersama keluargaku. Sungguh indah dan bahagia rasanya semuanya bisa panen dengan waktu yg hampir bersamaan. Meski tak begitu baik hasil panenan-nya tapi ya sudahlah..aku cukup bersyukur, karena itu hasil jerih keringat seluruh anggota keluargaku.
           Mereka berdua tiba-tiba datang dengan mobilnya, dan segera bertanya...berapa harga-harga hasil panenanku itu. tanpa Kompromi, mereka langsung sepakat dengan harga yang aku tawarkan dan langsung membayarnya. Yang cukup aneh juga, mereka merelakan mobilnya dipenuhi dengan karung-karung kecil hasil panenanku itu. Pikirku.."apa tak sayang ya..mobil sebagus itu dijejali dengan macam-macam karung-karung panenanku yang bergumul tanah yang masih aga basah??". Tapi ya sudahlah",pikirku..itu urusan mereka. Tapi masih satu ada pertanyaan lagi di benakku.."tadi mereka kebetulan lewat atau memang sengaja ya ingin membeli macam-macam panenan di lingkungan desaku yang terkenal sebagai desa petani penghasil panenan dari tanaman-tanaman terbaik".
         Perempuan itu cantik...bahkan bagiku sangat cantik.., cukup tinggi semampai dan bertubuh ramping memakai kemeja putih yang kelihatan pas ditubuhnya dan rok putih panjang yang sama sekali tak kelihatan kedodoran, perempuan itu juga mengenakan kaca mata hitam cukup besar,semakin kelihatan kontras dengan kulit wajahnya yang putih, mulus dan bersih. Hidungnya yang mancung kelihatan begitu kuat menopang kaca mata hitamnya. Rambutnya hitam, panjang, tergerai dan agak ikal. Ia juga menggunakan sepatu berhak tinggi. Membuatnya kelihatan semakin modis jika mengamati dari keseluruhan postur tubuh dan pakaian yang dikenakannya. Bibirnya cukup merah meski tanpa mengenakan lipstik. Aku sangat yakin ia masih seorang gadis berumur sekitar 20 tahunan ke atas.Tapi itu hanya perkiraanku.
         Sedangkan si Laki-laki itu cukup tua, berkumis tebal, hidung mancung dan matanya cukup bulat. Perutnya agak buncit mengenakan kemeja putih pula, dan bercelana hitam berbahan halus, memakai sepatu hitam yang disemir mengkilat. Iya meski ia agak tua tapi cukup tampan. Rambutnya pendek ada beberapa yang beruban, semakin membuatku yakin bahwa ia cukup berumur.
         Selesai membeli hampir beberapa panenanku itu, mereka berpamitan dengan ramahnya. Semua karung-karung hasil panenanku itu cukup menyesaki seluruh ruangan dalam mobil bagian belakang. Bahkan sebagian juga aku masukkan ke bagasinya. Mereka berpamitan kepada kami dengan senyum mereka seraya berkata "terima kasih..". Mereka mengucapkan kata itu hampir berbarengan. Tapi sambil berjalan menuju mobilnya, mereka bergandeng tangan dengan mesra. Bahkan lelaki itu sempat mencium kening si perempuan dengan hangatnya. Setelah mereka masuk ke dalam mobil, laki-laki itu menyalakan mesin mobilnya, kedua tangannya sudah bersiap untuk memegang kendali penuh di atas kemudi bundar itu. Sekali lagi laki-laki itu mencium kening gadis cantik itu dengan hangat..., bahkan ia sempat memeluk kepala perempuan itu seraya mengelus rambut panjang ikalnya itu.
         Setelah mereka tancap gas, aku langsung berlari menyiapkan motor bututku. Segera aku pun menunggangi motorku dan ikut tancap gas!. Ayah dan Ibu bertanya "Arep nyandi???"(Mau ke mana?). Aku jawab "dolan rumiyin...muter-muter cari angin!!"(Mau main dulu..muter-muter cari angin!).Itu hanya jawaban basa-basiku saja.Yang jelas aku benar-benar penasaran dengan mereka berdua..., mereka itu siapa. Aku punya alasan untuk penasaran. Alasan yang pertama, mereka itu orang dari daerah mana?, kedua, mereka itu pasangan apa?, Ketiga..jarang sekali ada orang yang seperti itu membeli panenanku, apalagi mereka membawa hasil panenanku itu dengan mobil mewahnya. "Apa ga sayang ruangan dalam mobilnya nanti kotor dan berdebu??". Alasan keempat, perempuan itu sangatlah cantik, aku seperti terpana melihat sosok "perempuan itu dan dia itu apanya bapaknya itu ya??, istrinya?pacarnya?atau aduuuh...jangan-jangan selingkuhannya??Kok mau ya ama bapak-bapak??tapi bapaknya itu kan tampan?dan pasti ia kaya!, tapi ya sudahlah!".itu semua terus mengusik hatiku. Dan alasan yang terakhir adalah..memang dasarnya aku ini orang yang suka ingin tau tentang orang lain, penasaran, apalagi yang menimbulkan tanda tanya di pikiranku.
         Semakin jauh aku mengikuti mereka, ternyata mereka justru tak menuju ke kota. Padahal aku sudah mulai khawatir jika mereka melawati jalan-jalan kota, aku pasti ga akan berhasil mengikutinya meskipun dari jauh. Karena aku tak membawa helm, bahkan surat-surat. Maklum pak polisi pasti selalu sigap meniup peluit, menghadang dan mengejar para pengendara yang tanpa mengenakan helm. Sudah pakai helm pun kadang juga diberhentikan di tengah jalan, dipriksa surat-suratnya lengkap atau engga. kalau engga mereka pasti bilang"Sidang ya???"...dan kebanyakan orang sering pula menjawab "damai aja ya pak" seraya mengajak salaman pak polisi. Tapi di antara persentuhan telapak tangan mereka ada apa ya??hehe..Salam tempel!!.huhuy..!. Tapi ada juga lho pak polisi yang menolaknya!,hehe. Aaah katanya udah ga ada inspeksi, operasi kelengkapan surat-surat kendaraan lagi..SIM, STNK" . Kata Mr.Presiden.."Hal itu tidak efektif dan ga ada korelasinya ama kecelakaan lalu lintas..yang penting bagaimana mengatur lalu lintas para pengendara agar bisa aman dalam perjalanan,menganjurkan mereka menggunakan alat-alat kelengkapan berkendara seperti helm, spion dsb-nya".

        Waduh cerita tentang helm cukup bisa sedikit mengalihkan perhatianku pada target yang aku ikuti, tapi aku langsung siaga penuh lagi sembari berkonsentrasi pada target. Mereka berdua dengan mobilnya justru masuk ke desa-desa sekitar.., sesampainya di dalam kampung mereka sesekali berhenti dan mengamat-amati rumah-rumah di sekitar. Ternyata mereka selalu berhenti pada rumah-rumah yang sederhana.., bahkan ada juga yang tak layak. Jauh lebih tak layak dibandingkan rumahku yang juga hanya sederhana. Mereka berdua turun dari mobil, kemudian mengambil karung panenan itu satu demi satu, membagikannya dari rumah ke rumah. Rumah yang menurut mereka layak untuk diberi. Iya "diberi" kataku, karena ternyata mereka hanya membagi-bagikan karung panenan itu dengan cuma-cuma. Begitu terus berulang kali. Kuamati dari jauh mereka berdua tak menerima sepeser uang pun dari tangan-tangan anggota keluarga di rumah itu. Mereka hanya bertamu tanpa masuk ke dalam, hanya mengetuk pintu sepertinya sambil mengucap salam menunggu para penghuni rumah keluar. Setelah penghuni rumah keluar, mereka langsung memberikan karung-karung itu sambil tersenyum dan sambil mengucap kata-kata yang entah aku tak tahu. aku hanya bisa mengamati gerak mimik mulut mereka karena aku mengamati dari jauh dan senyum perempuan itu ternyata sangat indah jika dipandang dari jauh.."wuuuih" ucapku dalam hati, bibirnya masih terlihat merekah samar-samar dari kejauhan.
         Sepertinya karung-karung itu hanya tinggal beberapa, tapi aku jadi penasaran dengan setiap kta-kata yang mereka ucapkan kepada setiap penghuni rumah yang mereka kunjungi. Akhirnya sebelum karung itu habis dibagikan, untuk rumah berikutnya nanti, aku memutuskan untuk mendekat. Mencoba mencari tahu dalam rangka apa pasangan itu membagi-bagi panenan yang telah mereka beli dari hasil kerja keras keluarga itu. Akhirnya untuk rumah berikutnya, kusandarkan motor butuku, berjalan menepi dengan gerak tubuhku yang seolah ingin mengintai. sambil lari kecil aku berusaha mencari tempat-tempat yang bisa menutupiku dari pandangan mereka berdua. terus berlari sambil menunduk dan mendekat ke dinding bambu rumah samping Pintu depan. Aku tak mau ketauan oleh mereka, aku ga mau mereka sampai tau kalo aku mengamati mereka semenjak mereka pergi dari rumahku tadi. Semakin mendekat dan akhirnya iya aku berada 5 meter dari obrolan mereka..semakin kutempel kupingku pada dinding luar rumah. "aduuuuuuh", ternyata kakiku tersandung batu di sekitar rumah. Padahal maksudkau aku ingin lebihl mendekat lagi. "Aduh bodohnya aku...kenapa aku tadi harus berteriak kencang seperti tadi!!!" ucapku dalam hati.
          Segera si ibu pemilik rumah " Sopo yo kui???" ("siapa ya itu???"). Dan bodohnya lagi mulutku tiba-tiba menjawab "kula buuuuu!!!" ("saya bu!!"). kemudian mereka bersama-sama menengok ke samping rumah dan melihatku. Mereka memandangiku dengan cukup aneh, tapi si perempuan cantik itu tersenyum, dan senyumnya masih saja cantik, secantik parasnya. Tiba-tiba perempuan itu mendekatiku, menggapai tanganku, menggenggamku dan menarikku seraya berkata "sini-sini mas". Aku menunduk malu,namun matau melirik wajahnya yang terus menebar senyum cantik. Tiba-tiba ibu si pemilik rumah menyahut, "Oh mbak e kenal to karo mase sing blusuk an ndelik niku??tak kiro maling..hehehehe" ("Oh mbaknya kenal ya sama mas nya yang sembunyi-sembunyi itu tadi, saya kira dia maling...hehehe").tawanya terkekeh. Kemudian mbak cantik itu menjawab "Nggih bu kula kenal, ini tadi teman saya yang ikut bantu-bantu membagikan karung-karung ini di rumah-rumah yang lain". Si ibu pun menjawab "oalah mbak e ayu ternyata bisa basa jawa juga to???hehe". Kemudian si bapak itu ikut menyahut"iya bu ini temannya Felisa, dia tadi yang telah banyak membantu kami membagi-bagikan karung-karung ini".
        "Ini dalam rangka apa Pak..Mbak... kok saya tiba-tiba diberi ini semua", si ibu bertanya.
        "Oh itu syukurannya felisa bu...dia habis wisuda dari kuliahnya, itu juga dibeli dari hasil tabungan dan kerja sambilannya felisa sendiri..ga apa-apa bu jngan sungkan menerimanya", jawab si bapak.
        "Loh baru lulus kok sudah punya uang pak, sudah langsung kerja??" tanya si ibu.
         "Oh itu dari hasil usaha kwarung makan yang dirintis felisa semenjak ia kuliah dulu bu.., jumlahnya cabangnya sudah lumayan", jawab si bapak kelihatan bangga."Ya sudah bu kami langsung pamit, terima kasih", si bapak menyambung pembicaraan.
         "Oh sudah cantik pinter cari uang lagi mbak ayu ini" jawab si sibu sambil mencubit gadis yang bernama Felisa itu.

        Kemudian kami berpamitan, aku jadi terasa canggung karena harus berpura-pura menjadi bagian dari mereka berdua. Padahal aku bukan siapa-siapa mereka. Aku hanya penguntit yang terus ingin tahu urusan mereka. Kemudian selesai berpamitan mereka mengajakku masuk ke dalam mobil mereka.
         "Maaf pak, mbak saya bawa motor.."jawabku atas ajakan mereka.
         "Mana motornya mas??", tanya Felisa.
         "Itu di ujung jalan...mbak, jawabku seraya menunjuk dengan jari telunjukku. Rasanya aku benar-benar malu. Aku selalu menjawab dengan muka yang selalu menunduk dan berani memandang wajah mereka.
         tiba-tiba si Bapak menyahut, "Ga apa-apa mas ditinggal di rumah ini aja, dititipin sama ibu itu,kita makan bersama dulu, terus nanti mas-nya saya antar ke sini lagi, mas-nya tahu warung makan enak dekat sini kan??"
         "Iya pak saya tahu.."jawabku sembarangan karena bingung.
          "sebentar ya pak saya ambil motor saya dulu, mau saya titipkan ke rumah ibu nya itu."kataku.
          "Iya monggo..." jawab si bapak. Sementara Felisa cantik terus memandangiku dengan senyuman, kaca mata hitamnya ia kenakan di jidat bagian atas sambil ditarik ke belakang selayaknya bando perapi rambut."Ya ampun...ternyata felisa benar-benar cantik jika semakin kupandang" ucapku dalm hati.
           Aku benar-benar tak bisa menolak ajakan mereka, entah karena malu, takut, atau memang aku senang dengan keramahan mereka berdua. Selesai kutitipkan motor segera aku ikut masuk ke dalam mobil mereka, aku duduk di bagian belakang. Kulihat seisi ruangan dan interior mobil kelihatan kotor karena debu-debu tanah dari karung panenan tadi. Mobilpun berjalan,,sementara felisa melihatku dengan mata indahnya melalui spion di dalam mobil di samping kiri atas kemudi mobil. Ia terus meilhatku sambil tersenyum. Kulihati seluruh tubuhku cukup kotor, sambil memakai kaos seadanya, dan celana pendek kotor.
          "Mas-nya yang jualan panenan di desa sebelah tadi kan??sudah ngikutin kita ya dari tadi...??, aku sudah tahu semenjak mulai dari jalan keluar kampungnya masnya tadi.,kok..", tanya Felisa sambil tersenyum.
          Kemudian si Bapak menyahut"oh iya mas kenalkan saya bapaknya felisa dan ini felisa, kami sebenarnya orang kota yang pulang merantau mas, Dulu nenek dan kakek Felisa tinggal di desa itu tadi. kami merantau, memang permintaan felisa agar kita pulang kampung dulu..katanya dia sudah kangen dengan suasana masa kecilnya dulu"
         "Iya mas masa kecilku sampai kelas 6 SD aku tinggal di sini ama kakek nenek. sedangkan ibu dan bapak merantau ke Bandung. Kita jarang pulang lagi, karena kakek ama nenek juga sudah meninggal, kami pun juga sudah menetap di Bandung.", kalau mas-nya kan tinggal di desa sebelah. Kalau kampungku dulu di sini mas,"Felisa pun menambahi.
         "O iya aku mau nanya mas-nya kok ngikuti kita berdua ada apa??hehe, jadi pengen tau neh aku.hihi", tanya Felisa.
        "Oh...engga mbak...aku tadi kebetulan lewat"jawabku terbata.
        "Sudah gau usah berbohong kita sudah tahu semenjak dari tadi lho.."
        "A..a...a..ku penasaran mbak..."
          "Apa yang bisa bikin mas-nya penasaran??"
         "Banyak mbak...saya ga bisa sebutkan satu per satu", jawabku. "Tapi yang  paling kuingat di saat bingung seperti ini, kayaknya ya karena mbak felisa itu can...can...tik...."
         "Hahahahaha...terima kasih...mas...", sahut Felisa..
         "Wah..wah Mas-nya ini bikin Felisa jadi besar kepala lho..hehehe", Jawab si bapak.
         "Tapi beneran neh mas ga ada hal lain lagi yang bikin mas-nya penasaran sama kita??".tanya Felisa.
         "Ada seh mbak...tapi saya lupa...hehe", jawabku sambil takut dan malu.
         "Penasaran juga ga apa-apa kok mas..aku tahu masnya ini dari wajah-nya kelihatan kalau orang baik",itu kata Felisa. disahut senyuman kecil oleh Si bapak.
         Kok ada ya wanita cantik, baik, kaya, rela melakukan hal yang seperti itu tadi untuk orang lain, dan bapaknya pun juga sepertinya juga orang baik. "Berbagi...ia mau berbagi dengan orang lain..., berbagi rezeki, berbagi senyuman, dan menghibur orang lain dengan senyuman wajah cantiknya. Andai aku boleh berlebihan.. ingin aku berkata ."Apa ia bidadari yang di utus untuk memberi dan berbagi dengan orang lain ya?". Sampai dewasa ini, aku baru melihat untuk pertama kali nya orang baik seperti mereka itu. Apalagi di sekitar lingkungan desa-desa ini, ada juga orang-orang kaya..tapi tak pernah aku melihat mereka mau berbagi dengan tetangganya yang hidupnya miskin dan pas-pasan. Mudah-mudahan mereka memang seperti dugaanku sementara ini, bahwa mereka adalah orang-orang yang memang baik hati.
       "Oya mas besuk pagi aku minta bantuan ya sama kamu, besuk mau kan bergabung dengan kita membagikan hasil panenan lagi??", Tanya Felisa.
       "Tapi kan karung panenan di dalam mobil ini sudah habis mbak??"tanyaku.
       "Ya besok pagi beli lagi di rumahnya mas-nya..."
       "Oooooh begitu ya.....iya mbak...bisa", jawabku. sambil teriring ucapan kata "Alhamdulillah" dalam hati ini.
        "Oh iya kita berhenti di masjid dulu ya Ayahku sayang...sholat Dzuhur dulu, sudah adzan". kata Felisa.
        "Masjid yang deket dari sini mana ya mas??", tanya si Bapak.
       "Oh ada pak..jalan ini lurus terus saja.., ada perempatan di sebelah kanannya..".sahutku.

       Selama di dalam mobil itu perasaanku aneh rasanya. Aku bersama orang-orang yang baru saja kukenal, tapi sepertinya aku sudah lama mengenal mereka. Rasanya nyaman di hati...ini. Tapi mereka berdua sungguh bukan Malaikat, Felisa juga bukan Bidadari..

(Ayuth Wahyu Sapto Prasojo, 17 April 2012, 00.00- 02.11 WIB)